Laman

Selasa, 08 Januari 2013

Ekspedisi Sejarah Maritim Blambangan



Latar belakang
nenek moyangku seorang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

Lagu anak-anak ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’ itu selalu mengingatkan kita akan kejayaan bahari di masa lalu. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menjadi kerajaan besar yang mampu menyatukan Nusantara karena kekuatan armada maritimnya. Keperkasaan dan kejayaan nenek moyang kita di laut haruslah menjadi penyemangat generasi sekarang dan yang akan datang. Bentuk implementasinya masa kini, bukan hanya sekedar berlayar, tetapi bagaimana lautan di Kabupaten Banyuwangi yang terpanjang di Pulau Jawa (175 km) dapat dimanfaatkan demi kesejahteraan pembangunan bangsa.


Runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat pusat-pusat perniagaan tidak lagi didominasi di wilayah perairan Gresik dan Surabaya. Pusat perniagaan menyebar ke wilayah selatan dan timur seiring munculnya kerajaan-kerajaan baru. Setelah Majapahit runtuh, Kerajaan Blambangan yang sebelumnya dikenal sebagai ibu kota Majapahit timur (Kedaton Wetan) tumbuh sebagai kerajaan mandiri dan kuat. Bahkan bertahan hingga abad ke-18 dan menjadi kerajaan terakhir  di Jawa yang mampu ditaklukan oleh VOC/Belanda.

Kebesaran Kerajaan Blambangan ditunjang oleh pelabuhan-pelabuhan besar. Kerajaan ini sudah lama terkenal sebagai penghasil beras, kayu, dan sarang burung. Pada abad 16, Pelabuhan Banyualit (saat ini Blimbingsari) dan Ulu Pampang (sekarang Muncar) memainkan peran penting perdagangan Nusantara bagian Timur. Berbagai pedagang berdatangan dari Bali, Madura, Tionghoa, Arab, Makassar, Melayu, Inggris dan Belanda. Munculnya pedagang-pedagang itulah yang akhirnya berkontribusi terhadap situasi politik, sosial, dan budaya di Blambangan.

Pada abad 18, pusat maritim bergeser ke utara seiring dengan perpindahan ibukota Blambangan ke Kota Banyuwangi yakni Bong Pakem dan Boom. Perpindahan dan arsitek kota ditentukan oleh VOC/Belanda.  Boom menjadi pusat pelayaran ekspor hasil-hasil perkebunan, seperti ekspor pisang Ambon ke Australia. Dua hingga tiga abad kemudian, sentra maritim dipindah seperti yang kita lihat saat ini, yakni Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Tanjung Wangi. 

Sebagian besar dari pelabuhan-pelabuhan yang pernah berjaya itu kini kondisinya memprihatinkan. Pelabuhan Muncar yang menjadi pelabuhan ikan terbesar di Indonesia kini dikepung limbah. Pelabuhan Boom dengan beberapa bangunan bekas Belanda, kondisinya rusak tak terurus. Pelabuhan Pakem, dan Blimbingsari pun seperti segan hidup mati tak mau. Kejayaan maritime di Banyuwangi kian tergerus.

Oleh karena itu, untuk menelusuri dan mengenang kejayaan bahari Blambangan Komunitas Pecinta Sejarah Blambangan (Koseba) dan HMJ Sejarah Untag Banyuwangi menggelar Ekspedisi Sejarah Maritim Blambangan. Diharapkan acara ini mampu menggugah semangat kita untuk melestarikan laut.

Tujuan
1.       Supaya generasi muda mengetahui kebesaran maritim Blambangan di masa lampau
2.      Supaya generasi muda melestarikan peninggalan sejarah yang berkaitan dengan kemaritiman
3.      Supaya Pemerintah Banyuwangi tergerak untuk serius memperhatikan masalah kelautan

Pelaksanaan
Hari, tanggal             : Minggu, 3 Februari 2013
Waktu                        : 07.00 WIB- selesai
Start                           : Kampus Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Jalan Adi Sucipto No 18, Banyuwangi, Jawa Timur

Rute

Pantai Watudodol - Pelabuhan Tanjung Wangi -  Pelabuhan Ketapang - Pelabuhan Boom -  Pulau Santen -  Blimbingsari -  Muncar - Grajagan

Peserta
Jumlah peserta maksimal 50 orang dari kalangan umum

Narasumber
Drs. Suhalik, Ketua Yayasan Sejarah Blambangan

Kontribusi dan Fasilitas
Kontribusi peserta: Rp 100 ribu / orang
Fasilitas : makan siang di Pantai Blimbingsari, dua kali snack, air mineral, transportasi, sertifikat, materi, pin dan CD Gending Blambangan. Sepuluh pendaftar pertama mendapatkan buku “Banyuwangi dalam Mozaik”.

Pendaftaran:
1. Untag : Danang (HMJ Sejarah)
2. Radio Blambangan, Jl Melati No.8 Banyuwangi (barat Gor Tawang Alun)
3. Via rekening BCA 1800508491 an. Ikaningtyas Unggraini
Konfirmasi peserta: Hendri Irawan (087755678244)

Pendaftaran peserta terakhir pada 28 Januari 2013

Jadwal
No
Waktu
Kegiatan
Tempat
1
07.00  – 07.30
Registerasi peserta
Kampus Untag
2
07.30 – 07.45
Briefing
Kampus Untag
3
07.45 – 08.00
Persiapan start
Kampus Untag
4
08.30 – 09.00
Pantai Watudodol
Desa Ketapang
5
09.15 – 09.45
Pelabuhan Tanjung Wangi
Desa Ketapang
6
10.00 – 10.30
Pelabuhan Ketapang
Desa Ketapang
7
11.00 – 11.30
Pelabuhan Boom
Kelurahan Mandar
8
11.45 – 12.15
Pulau Santen
Kelurahan Karangrejo
9
12.15 – 14.00
Ishoma
Pantai Blimbingsari
10
15.00 – 15.30
Pelabuhan Muncar
Desa Muncar
11
16.30 – 17.00
Pelabuhan Grajagan
Desa Grajagan
12
17.00 - dst
Sayonara


Penutup
Demikian TOR ini dibuat, terima kasih atas kerjasamanya.
Banyuwangi, 1 Januari 2013
Ketua Panitia                                                                                               Sekretaris

Danang S.                                                                                                 Hendri Irawan

1 komentar:

mantap bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita dan anak" tentang ke maritiman sejarah blambangan. usul gan..., disamping expedisi sejarah maritim perlu kiranya diadakan expedisi sejarah ke situs"peninggalan kerajaan blambangan mulai dari macan putih, bayu, kuta lateng, ulupampang sampai ke banyuwangi dan juga tempat" lain yang masih berhubungan dgn situs" peninggalan kerajaan blambangan tentunya disertai dgn nara sumber yg berkompeten, kayaknya asyik boss........

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More